Selamat Datang

Selamat Datang di Situs BP4K Kabupaten Karanganyar

Senin, 17 September 2012

UBI UNGU COLOMADU


A. DAERAH ASAL  DAN PENYEBARAN UBI JALAR
Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian Tengah. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hamper di semua provinsi di Indonesia.
B. POTENSI DAN PROSPEK UBI JALAR
Di Indonesia, status ubi jalar sebagai komoditas pangan belum setaraf dengan padi atau jagung. Di luar negeri, khususnya di Negara-negara maju, ubi jalar dijadikan makanan mewah dan bahan baku aneka industry, seperti industry fermentasi, texstil, lem, kosmetika, farmasi dan sirup. Dalam kapasitas sebagai bahan pangan, ubi jalar merupakan sumber energy (kalori) sebesar 215 kal/ha/hari, sedangkan padi dan jagung hanya 176 kal dan 110 kal/ha/hari. Berkembangnya teknologi pengolahan hasil ubi jalar menjadi aneka macam makanan dapat bermanfaat untuk mengolah berbahan baku ubi jalar seperti di buat keripuk, chips, tepung, mie, snack, permen dan gula fruktosa. Limbah ubi jalar berupa batang dan daun dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Usaha tani ubi jalar memberikan keuntungan yang memadai dan mudah dipraktekan oleh petani. Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan usaha tani ubi jalar, antara lain adalah rendahnya hasil rata-rata per hektar lahan. Usaha-usaha khusus untuk memacu peningkatan produksi ubi jalar nasional secara terus-menerus  dicanangkan untuk memenuhi proyeksi permintaan pada masa mendatang.
BAB II
Mengenal Ubi Jalar
A. TAKSONOMI DAN MORFOLOGI
Ubi jalar mempunyai banyak nama atau sebutan, antara lain ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), Sweet Potato (Inggris), dan shoyu (Jepang). Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah, dan biji. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan. Tanaman ubi jalar yang sudah berumur 3 minggu setelah tanam biasanya sudah membentuk ubi. Jenis atau varietas antara tipis sampai dengan tebal dan bergetah memiliki kecenderungan tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp). Daging ubi berwarna putih, kuning, atau jingga sedikit ungu. Ubi yang berkadar tepung tinggi rasanya cenderung manis.
B. JENIS (VARIETAS)
Plasma nutfah (sumber genetic) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para peneliti. Vatietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/ha
2.      Berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan
3.      Rasa ubi enak dan manis
4.      Tahan terhadap hama penggerek ubi dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp
5.      Kadar karotin tinggi diatas 10 mg/100 g
6.      Keadaan serat ubi relative rendah
Deskripsi masing-masing varietas unggul ubi jalar adalah sebagai berikut :
a.         Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas  putridselatan X jonggol.
b.         Potensi hasil antara 25 ton- 35 ton per ha.
c.          Umur panen 110 hari setelah tanam.
d.         Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda.
e.         Rasa ubi manis dan agak berair.
f.           Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
C. SYARAT TUMBUH UBI JALAR

1.                  Keadaan Iklim
Di Indonesia yang beriklim tropic, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Daerah yang paling ideal untuk mengembangkan ubi jalar adalah daerah bersuhu antara 21o C – 27o C, yang mendapat sinar matahari 11 – 12 jam/hari. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau).


2.                  Keadaan Tanah
Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir lempung, gembur, banyak mengandung organik, aerasi serta drainasenya baik, dan mempunyai derajat kemasaman tanah (pH) 5,5-7,5.
3.                  Daerah Potensial
Hasil survey Biro Pusat Statistik (1991) menunjukan bahwa di semua provinsi di Indonesia terdapat areal tanaman ubi jalar. Produktifitas ubi jalar di berbagai daerah bervariasi antara 3,4 ton – 11,0 ton per ha dengan hasil rata-rata nasional 9,5 ton/ha.

BAB III
TATA LAKSANA BUDI DAYA UBI JALAR
A. PENYIAPAN BIBIT
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetative berupa setek batang atau setek pucuk. Bibit berupa setek pucuk atau setek batang harus memenuhi syarat  sebagai berikut :
1.      Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.
2.      Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
3.      Tanaman yang akan diambil seteknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terl;alu subur.
4.      Panjang setek batang/pucuk antara 20 cm- 25 cm.
5.      Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1 – 7 hari.
Tata cara penyiapan bahan tanaman ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut :
1.      Tentukan ubi jalar sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan sehat dan normal.
2.      Potong batang untuk setek batang/pucuk 20 cm- 25 cm pada pagi hari.
3.      Kumpulkan setek, kemudian buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan.
4.      Ikat bibit rata-rata 100 setek/ikatan lalu simpan di tempat yang teduh selama 1 – 7 hari dengan tidak bertumpuk.


B. PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan lahan ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Tanah diolah hingga gembur selama 1 minggu, tanah dibentuk guludan-guludan.
2.      Tanah diolah bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan.
Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar sebagai berikut :
1.      Penyiapan Lahan Tegalan
a.      Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar.
b.      Olah tanah dengan cangkul/bajak hingga gembur.
c.       Biarkan tanah kering angin selama minimal 1 minggu.
d.      Buat guludan dengan lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara guludan 70-100 cm dan panjang guludan disesuaikan dengan lahan.
e.      Rapikan guludan dan memperbaiki saluran air antara guludan.
2.      Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
a.      Babat jerami sebatas permukaan tanah.
b.      Tumpuk jerami menjadi tumpukan kecil memanjang berjarak 1 m.
c.       Olah tanah diluar bidang tumpukan jerami dengan cangkul/bajak, kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil membentuk guludan lebar bawah 60 cm, T 35 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.
d.      Rapikan guludan sambil memeperbaiki saluran air.
Bila jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, penyiapan lahan sebagai berikut
1.      Babat jerami sebatas permukaan tanah.
2.      Singkirkan jerami ke tempat lain untuk dijadikan bahan kompos.
3.      Olah tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur.
4.      Biarkan tanah kering angin selama minimal 1 minggu.
5.      Buat guludan lebar bawah 60 cm, T 35 cm, dan jarak antar guludan 80-100 cm.
6.      Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air guludan.

C. PENANAMAN
Tata Cara penanaman ubi jalar adalah sebagai berikut
1.      Sistem Monokultur. Tahap-tahap penanaman ubi jalar sebagai berikut
a.      Buat larikan dangkal arah memanjang disepanjang puncak guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, buat lubang dengan tugal, jarak 25-30 cm.
b.      Buat larikan/lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri kanan lubang untuk pupuk.
c.       Tanamkan bibit ubi jalar kedalam lubang hingga pangkal lubang terbenam tanah1/2- 2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek.
d.      Masukan pupuk urea, TSP, KCL 1/3 bagian dari dosis kedalam lubang kemidan tutup dengan tanah tipis-tipis.
2.      Sistem Tumpang Sari
Tujuannya antara lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman system tumpangsari prinsipnya sama dengan system monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi ja;lar atay sisi guludan ditanami kacang tanah.
D. PEMULSAAN
Tujuan pemberian mulsa jerami, antara lain untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban dan kesuburan tanah, serta berpengaryh terhadap peningkatan hasil. Penggunaan mulsa jerami, selain dapat meningkatkan hasil ubi jalar, juga bermanfaat untuk mengurangi kehilangan air  tanah, mengendalikan gulma, dan tidak perlu dilakukan pembalikan tajuk.
E. PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Pengairan
Cara pengairan adalah dengan di-leb selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan ke saluran pembuangan. Pengairan dilakukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada pembentukan ubi 2-3 minggu sebelum panen pengaira dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan dilakukan pada pagi atau sore hari.

2. Penyulaman
Cara menyulam adalah dengan mncabut bibit yang mati, kemudian dig anti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek di timbun tanah.
3. Pemupukan Susulan
Berdasarkan anjuran dosis umum dan dosis hasil penelitian pemupukan pada ubi jalar, pemberian pupuk susulan pada umur 45 hst dapat dipilih dari alternative berikut.
1.      67 kg- 133 kg urea/ha + 66 kg KCl/ha.
2.      133 kg urea/ha + 133 KCl/ha.
Pemupukan dapat dilakukan dengan system larikan (alur) dan sisitem tugal.
4. Penyiangan dan Pembumbunan
Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut. Ini dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tahap-tahapnya :
1.      Membersihkan gulma secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
2.      Gemburkan tanah dengan cara penggemburan Ciomas, memotong lereng guludan kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.
3.      Timbun kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan secukupnya.
Teknologi budi daya yang diuji terdiri dari tiga cara :
1.      Cara Petani, pemupukan dengan urea 75 kg/ha + TSP 75 kg/ha diberikan sekali pada umur 45 hari setelah tanam.
2.      Cara Introduksi I, pemupukan dengan urea 100 kg/ha + KCL 75 Kg/ha yang diberikan 2 kali, 1/3 saat tanam dan 2/3 pada umur 45 hst.
3.      Cara Introduksi 2, pemupukan dengan urea 200 Kg/ha + KCL 200 Kg/ha, saat pemberian pupuk sama dengan introduksi 1.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Komponen pengendalian hama dan penyakit secara terpadu sebagai berikut.
1.      Secara kultur teknis, mengatur waktu tanam yang tepat, pola pergiliran dan sanitasi kebun.
2.      Secara fisik dan mekanis, memotong tanaman atau mencabut  yang terserang hama cukup berat, mengumpulkan dan memusnahkan hama.
3.      Secara kimiawi, menyemprotkan pestisida secara selektif dan bijaksana, setelah melakukan monitorinh hama dan penyakit berkala.
BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT UBI JALAR
A. HAMA
1. Penggerek Batang Ubi Jalar
Gejala : Pembengkakan batang, batang mudah patah, daun menjadi layu, dan akhirnya cabang tanaman mati.
Pengendaliannya :
a.      Pergiliran tanaman untuk memutus daur atau siklus hama.
b.      Pengamatan tanaman pada stadium umur terhadap gejala serangan hama, bila lebih 5% perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi.
c.       Pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat.
d.      Penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil,Cura-cron 500 EC atau Matador dengan konsentrasi yang dianjurkan.
2. Hama boleng atau lanas
Gejala : Terdapat lubang-lubang kecil tidak rata pada permukaan kulit ubi.
Pengendalian hama boleng atau lanas dapat dilakukan sebagai berikut :
a.      Pergiliran tanaman dengan tanaman jenis lain tanaman yang tidak sefamili.
b.      Pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka.
c.       Pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat.
d.      Pengamatan hama di pertanaman secara periodic.
e.      Penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil.
f.        Penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak.
g.      Pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
3. Tikus (Rattus rattus sp)
Gejala : Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan menyebabakan ubi busuk.
Pengendalian  hama tikus dapat dilakukan dengan cara-cara :
a.      Sistem geropyokan untuk menangkap tikus dan langsung dibunuh.
b.      Penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak menjadi sarang tikus.
c.       Pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau Klerat.
B. PENYAKIT
1. Kudis atau scab
Gejala : Adanya benjolan-benjolan pada tangkai serta urat daun ,berkerut seperti kerupuk.
Pengendalian penyakit kudis dapat dilakukan dengan cara-cara :
a.      Pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit.
b.      Penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang.
c.       Kultur teknik budi daya secara intensif.
d.      Penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat.
2. Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f. batatas.
Gejala : Tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :
a.      Penggunaan bibit yang sehat.
b.      Pergiliran tanaman yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan sefamili.
c.       Penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium.
3. Virus
Gejala umum : Pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun bergerombol di bagian pucuk dan warna daun hijau kekuningan.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
a.      Penggunaaan bibit yang sehat dan bebas virus.
b.      Pergiliran tanaman selama beberapa tahun, terutama di daerah basis (endemis).
c.       Pembongkaran (eradikasi) tanaman untuk dimusnahkan.
4. Penyakit Lain-lain
Penyakit lain diantaranya : bercak daun cercospora, busuk basah akar dan ubi serta klorosis daun. Pengendalian penyakit tersebut harus dilakukan secara terpadu, perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit yang sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang dan penggunaan pestisida secara selektif.

BAB IV
PANEN DAN PASCA PANEN UBI JALAR
A. PANEN
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap panen.
2.      Potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang.
3.      Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
4.      Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
5.      Bersihkan ubi dari tanah/kotoran dan akar yang masih menempel.
6.      Lakukan seleksi ubi berdasarkan besar dan kecilnya dan warna kulit ubi yang seragam.
7.      Masukan ubi ke dalam wadah, lalu angkut ke tempat penampungan.
B. PASCA PANEN
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu sebagai berikut :
1.      Angin-anginkan ubi yang baru di panen di tempat yang berlantai kering 2-3 hari.
2.      Simpan di tempat yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
3.      Tumpukan ubi di lantai gudang, di timbun dengan pasir kering 20-30 cm.
C. PENGOLAHAN PASCA PANEN
Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau macam produk olahan, antara lain.
1. Gaplek Ubi Jalar
Tata cara pembuatan gaplek ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b.      Kupas kulit ubi dengan pisau tajam hingga bersih.
c.       Cuci ubi jalar yang usai dikupas kulitnya dengan air bersih.
d.      Iris-iris ubi jalar hingga menjadi irisan tipis.
e.      Jemur irisan ubi jalar pada lantai penjemuran hingga kering.
f.        Simpan dan kemas irisan ubi jalar yang kering dalam karung di gudang penyimpanan.
2. Tepung Ubi Jalar
Tata cara pembuatan tepung ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.      Siapkan alat dan bahan berupa pisau, parut atau gilingan, ember, ubi jalar dll.
b.      Kupas kulit ubi jalar dengan pisau tajam hingga bersih.
c.       Cuci ubi jalar dengan air bersih lalu ditiriskan dalam suatu wadah.
d.      Parut atau giling ubi jalar hingga halus.
e.      Remas-remas parutan  dengan tangan sambil ditambahkan air secukupnya.
f.        Saring air perasan ubi jalar dengan kain saring untuk memisahkan ampasnya.
g.      Tampung air perasan dalam Waskom kemudian endapkan selama 1 malam.
h.      Jemur endapan hingga kering dan berbentuk tepung.
i.        Masukkan dalam wadah yang bersih dan kering, kemudian tutup rapat-rapat.
j.        Simpan tepung dalam kemasan ditempat yang kering dan bersih.
3. Perboiled
Tata cara pembuatan perboiled melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.      Siapkan alat dan bahan berupa kompor, panic, senduk, pisau, penggilingan, ayakan, tampah, lap, ubi jalar berdaging kuning, dan sarana penunjang lain.
b.      Pilih ubi yang baik, tidak busuk, dan sebaiknya berdaging kuning.
c.       Cuci dengan air bersih lalu ditiriskan hingga tidak mengandung air.
d.      Siapkan bahan lain berupa citroen zuur 3 g dan air 1 L untuk tiap 1 Kg ubi jalar.
e.      Rebus ubi jalar hingga masak sambil dibubuhkan citroen zuur 3 g/1 L air/ 1 Kg ubi jalar.
f.        Angkat ubi jalar yang telah masak, kemudian digiling atau di haluskan.
g.      Buat potongan berbentuk persegi dari adonan dengan ukuran relatif kecil.
h.      Lakukan pengayakan yang dihaluskan dengan kalo ukuran jarang, tamping ke tampah.
i.        Jemur butir-butir ubi tersebut sampai kering.
j.        Masukan perboiled ke dalam kantong plastic atau wadah lain.
k.       Simpan perboiled di tempat yang dingin dan klering atau dapat langsung dikomsumsi.
Selain ketiga produk tersebut ubi jalar juga dapat diolah menjadi : Keripik ubi jalar, Keremes ubi jalar, Getuk ubi jalar, Kue talam ubi jalar, Cistik ubi jalar, Ubi jalar goring, Tape.
Aneka masakan daun ubi jalar antara lain : Sayur gurih, Tumis, Cah, Lalap matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar