A. DAERAH ASAL DAN PENYEBARAN UBI JALAR
Ubi jalar atau ketela rambat atau
“sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan
pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru,
Polinesia, dan Amerika bagian Tengah. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar
sudah meluas hamper di semua provinsi di Indonesia.
B. POTENSI DAN PROSPEK
UBI JALAR
Di Indonesia, status ubi jalar
sebagai komoditas pangan belum setaraf dengan padi atau jagung. Di luar negeri,
khususnya di Negara-negara maju, ubi jalar dijadikan makanan mewah dan bahan
baku aneka industry, seperti industry fermentasi, texstil, lem, kosmetika,
farmasi dan sirup. Dalam kapasitas sebagai bahan pangan, ubi jalar merupakan
sumber energy (kalori) sebesar 215 kal/ha/hari, sedangkan padi dan jagung hanya
176 kal dan 110 kal/ha/hari. Berkembangnya teknologi pengolahan hasil ubi jalar
menjadi aneka macam makanan dapat bermanfaat untuk mengolah berbahan baku ubi
jalar seperti di buat keripuk, chips, tepung, mie, snack, permen dan gula
fruktosa. Limbah ubi jalar berupa batang dan daun dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak. Usaha tani ubi jalar memberikan keuntungan yang memadai dan mudah
dipraktekan oleh petani. Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan usaha tani
ubi jalar, antara lain adalah rendahnya hasil rata-rata per hektar lahan.
Usaha-usaha khusus untuk memacu peningkatan produksi ubi jalar nasional secara
terus-menerus dicanangkan untuk memenuhi
proyeksi permintaan pada masa mendatang.
BAB II
Mengenal Ubi Jalar
A. TAKSONOMI DAN
MORFOLOGI
Ubi jalar mempunyai banyak nama atau
sebutan, antara lain ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa),
Sweet Potato (Inggris), dan shoyu (Jepang). Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan
semusim (annual) yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi,
daun, bunga, buah, dan biji. Warna batang biasanya hijau tua sampai
keungu-unguan. Tanaman ubi jalar yang sudah berumur 3 minggu setelah tanam
biasanya sudah membentuk ubi. Jenis atau varietas antara tipis sampai dengan
tebal dan bergetah memiliki kecenderungan tahan terhadap hama penggerek ubi
(Cylas sp). Daging ubi berwarna putih, kuning, atau jingga sedikit ungu. Ubi
yang berkadar tepung tinggi rasanya cenderung manis.
B. JENIS (VARIETAS)
Plasma nutfah (sumber genetic)
tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000
jenis, namun baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para peneliti. Vatietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Berdaya hasil tinggi, di atas 30
ton/ha
2. Berumur pendek (genjah) antara 3-4
bulan
3. Rasa ubi enak dan manis
4. Tahan terhadap hama penggerek ubi dan
penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp
5. Kadar karotin tinggi diatas 10 mg/100
g
6. Keadaan serat ubi relative rendah
Deskripsi masing-masing varietas unggul ubi
jalar adalah sebagai berikut :
a.
Varietas
ini merupakan hasil persilangan antara varietas
putridselatan X jonggol.
b.
Potensi
hasil antara 25 ton- 35 ton per ha.
c.
Umur
panen 110 hari setelah tanam.
d.
Kulit
dan daging ubi berwarna jingga muda.
e.
Rasa
ubi manis dan agak berair.
f.
Varietas
tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
C. SYARAT TUMBUH UBI JALAR
1.
Keadaan Iklim
Di Indonesia yang beriklim tropic, tanaman ubi jalar cocok ditanam di
dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Daerah yang paling ideal untuk
mengembangkan ubi jalar adalah daerah bersuhu antara 21o C – 27o
C, yang mendapat sinar matahari 11 – 12 jam/hari. Pertumbuhan dan produksi yang
optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau).
2.
Keadaan Tanah
Hampir setiap jenis tanah pertanian
cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir
lempung, gembur, banyak mengandung organik, aerasi serta drainasenya baik, dan
mempunyai derajat kemasaman tanah (pH) 5,5-7,5.
3.
Daerah Potensial
Hasil survey Biro Pusat Statistik (1991) menunjukan bahwa di semua provinsi
di Indonesia terdapat areal tanaman ubi jalar. Produktifitas ubi jalar di
berbagai daerah bervariasi antara 3,4 ton – 11,0 ton per ha dengan hasil
rata-rata nasional 9,5 ton/ha.
BAB III
TATA LAKSANA BUDI DAYA UBI JALAR
A. PENYIAPAN BIBIT
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan
secara vegetative berupa setek batang atau setek pucuk. Bibit berupa setek
pucuk atau setek batang harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Bibit berasal dari varietas atau klon
unggul.
2. Bahan tanaman berumur 2 bulan atau
lebih.
3. Tanaman yang akan diambil seteknya
dalam keadaan sehat, normal, tidak terl;alu subur.
4. Panjang setek batang/pucuk antara 20
cm- 25 cm.
5. Mengalami masa penyimpanan di tempat
yang teduh selama 1 – 7 hari.
Tata cara penyiapan bahan tanaman ubi jalar dari tanaman produksi adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan ubi jalar sudah berumur 2
bulan atau lebih, keadaan sehat dan normal.
2. Potong batang untuk setek
batang/pucuk 20 cm- 25 cm pada pagi hari.
3. Kumpulkan setek, kemudian buang sebagian
daun untuk mengurangi penguapan.
4. Ikat bibit rata-rata 100 setek/ikatan
lalu simpan di tempat yang teduh selama 1 – 7 hari dengan tidak bertumpuk.
B. PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan lahan ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak
terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket,
atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Tanah diolah hingga gembur selama 1
minggu, tanah dibentuk guludan-guludan.
2. Tanah diolah bersamaan dengan
pembuatan guludan-guludan.
Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar sebagai berikut :
1. Penyiapan Lahan Tegalan
a. Bersihkan lahan dari rumput-rumput
liar.
b. Olah tanah dengan cangkul/bajak
hingga gembur.
c. Biarkan tanah kering angin selama
minimal 1 minggu.
d. Buat guludan dengan lebar bawah 60
cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara guludan 70-100 cm dan panjang guludan
disesuaikan dengan lahan.
e. Rapikan guludan dan memperbaiki
saluran air antara guludan.
2. Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman
Padi
a. Babat jerami sebatas permukaan tanah.
b. Tumpuk jerami menjadi tumpukan kecil
memanjang berjarak 1 m.
c. Olah tanah diluar bidang tumpukan
jerami dengan cangkul/bajak, kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami
sambil membentuk guludan lebar bawah 60 cm, T 35 cm, dan jarak antar guludan 70-100
cm.
d. Rapikan guludan sambil memeperbaiki
saluran air.
Bila jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, penyiapan lahan
sebagai berikut
1. Babat jerami sebatas permukaan tanah.
2. Singkirkan jerami ke tempat lain
untuk dijadikan bahan kompos.
3. Olah tanah dengan cangkul atau bajak
hingga gembur.
4. Biarkan tanah kering angin selama
minimal 1 minggu.
5. Buat guludan lebar bawah 60 cm, T 35
cm, dan jarak antar guludan 80-100 cm.
6. Rapikan guludan sambil memperbaiki
saluran air guludan.
C. PENANAMAN
Tata Cara penanaman ubi jalar adalah sebagai berikut
1. Sistem Monokultur. Tahap-tahap penanaman ubi jalar sebagai berikut
a. Buat larikan dangkal arah memanjang
disepanjang puncak guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, buat lubang dengan
tugal, jarak 25-30 cm.
b. Buat larikan/lubang tugal sejauh 7-10
cm di kiri kanan lubang untuk pupuk.
c. Tanamkan bibit ubi jalar kedalam
lubang hingga pangkal lubang terbenam tanah1/2- 2/3 bagian, kemudian padatkan
tanah dekat pangkal setek.
d. Masukan pupuk urea, TSP, KCL 1/3
bagian dari dosis kedalam lubang kemidan tutup dengan tanah tipis-tipis.
2.
Sistem Tumpang Sari
Tujuannya antara lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per
satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar
adalah kacang tanah. Tata cara penanaman system tumpangsari prinsipnya sama
dengan system monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi ja;lar atay sisi
guludan ditanami kacang tanah.
D. PEMULSAAN
Tujuan pemberian mulsa jerami, antara lain untuk menekan pertumbuhan
gulma, menjaga kelembaban dan kesuburan tanah, serta berpengaryh terhadap
peningkatan hasil. Penggunaan mulsa jerami, selain dapat meningkatkan hasil ubi
jalar, juga bermanfaat untuk mengurangi kehilangan air tanah, mengendalikan gulma, dan tidak perlu
dilakukan pembalikan tajuk.
E. PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Pengairan
Cara pengairan adalah dengan di-leb selama 15-30 menit hingga tanah cukup
basah, kemudian airnya dialirkan ke saluran pembuangan. Pengairan dilakukan
secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada pembentukan ubi
2-3 minggu sebelum panen pengaira dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan
dilakukan pada pagi atau sore hari.
2. Penyulaman
Cara menyulam adalah dengan mncabut bibit yang mati, kemudian dig anti
dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek di timbun
tanah.
3. Pemupukan Susulan
Berdasarkan anjuran dosis umum dan dosis hasil penelitian pemupukan pada
ubi jalar, pemberian pupuk susulan pada umur 45 hst dapat dipilih dari
alternative berikut.
1. 67 kg- 133 kg urea/ha + 66 kg KCl/ha.
2. 133 kg urea/ha + 133 KCl/ha.
Pemupukan dapat dilakukan dengan system larikan (alur) dan sisitem tugal.
4. Penyiangan dan Pembumbunan
Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu
menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut. Ini
dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman
berumur 2 bulan. Tahap-tahapnya :
1. Membersihkan gulma secara hati-hati
agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
2. Gemburkan tanah dengan cara penggemburan
Ciomas, memotong lereng guludan kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran
antar guludan.
3. Timbun kembali tanah ke guludan
semula, kemudian lakukan pengairan secukupnya.
Teknologi budi daya yang diuji terdiri dari tiga cara :
1. Cara Petani, pemupukan dengan urea 75
kg/ha + TSP 75 kg/ha diberikan sekali pada umur 45 hari setelah tanam.
2. Cara Introduksi I, pemupukan dengan
urea 100 kg/ha + KCL 75 Kg/ha yang diberikan 2 kali, 1/3 saat tanam dan 2/3
pada umur 45 hst.
3. Cara Introduksi 2, pemupukan dengan
urea 200 Kg/ha + KCL 200 Kg/ha, saat pemberian pupuk sama dengan introduksi 1.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Komponen pengendalian hama dan penyakit secara terpadu sebagai berikut.
1. Secara kultur teknis, mengatur waktu
tanam yang tepat, pola pergiliran dan sanitasi kebun.
2. Secara fisik dan mekanis, memotong
tanaman atau mencabut yang terserang
hama cukup berat, mengumpulkan dan memusnahkan hama.
3. Secara kimiawi, menyemprotkan
pestisida secara selektif dan bijaksana, setelah melakukan monitorinh hama dan penyakit
berkala.
BAB IV
HAMA DAN PENYAKIT UBI JALAR
A. HAMA
1. Penggerek Batang Ubi Jalar
Gejala : Pembengkakan batang, batang mudah patah, daun menjadi layu, dan
akhirnya cabang tanaman mati.
Pengendaliannya :
a. Pergiliran tanaman untuk memutus daur
atau siklus hama.
b. Pengamatan tanaman pada stadium umur
terhadap gejala serangan hama, bila lebih 5% perlu dilakukan pengendalian
secara kimiawi.
c. Pemotongan dan pemusnahan bagian
tanaman yang terserang berat.
d. Penyemprotan insektisida yang mangkus
dan sangkil,Cura-cron 500 EC atau Matador dengan konsentrasi yang dianjurkan.
2. Hama boleng atau lanas
Gejala : Terdapat lubang-lubang kecil tidak rata pada permukaan kulit
ubi.
Pengendalian hama boleng atau lanas dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pergiliran tanaman dengan tanaman
jenis lain tanaman yang tidak sefamili.
b. Pembumbunan atau penimbunan guludan
untuk menutup ubi yang terbuka.
c. Pengambilan dan pemusnahan ubi yang
terserang hama cukup berat.
d. Pengamatan hama di pertanaman secara
periodic.
e. Penyemprotan insektisida yang mangkus
dan sangkil.
f.
Penanaman
jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak.
g. Pemanenan tidak terlambat untuk
mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
3. Tikus (Rattus rattus sp)
Gejala : Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan
menyebabakan ubi busuk.
Pengendalian hama tikus dapat
dilakukan dengan cara-cara :
a. Sistem geropyokan untuk menangkap
tikus dan langsung dibunuh.
b. Penyiangan dilakukan sebaik mungkin
agar tidak menjadi sarang tikus.
c. Pemasangan umpan beracun, seperti
Ramortal atau Klerat.
B. PENYAKIT
1. Kudis atau scab
Gejala : Adanya benjolan-benjolan pada tangkai serta urat daun ,berkerut
seperti kerupuk.
Pengendalian penyakit kudis dapat dilakukan dengan cara-cara :
a. Pergiliran tanaman untuk memutus
siklus hidup penyakit.
b. Penanaman ubi jalar bervarietas tahan
penyakit kudis, seperti daya dan gedang.
c. Kultur teknik budi daya secara
intensif.
d. Penggunaan bahan tanaman (bibit) yang
sehat.
2. Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.
batatas.
Gejala : Tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya
mati.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggunaan bibit yang sehat.
b. Pergiliran tanaman yang serasi di
suatu daerah dengan tanaman yang bukan sefamili.
c. Penanaman jenis atau varietas ubi
jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium.
3. Virus
Gejala umum : Pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman
kecil dengan tata letak daun bergerombol di bagian pucuk dan warna daun hijau
kekuningan.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
a. Penggunaaan bibit yang sehat dan
bebas virus.
b. Pergiliran tanaman selama beberapa
tahun, terutama di daerah basis (endemis).
c. Pembongkaran (eradikasi) tanaman
untuk dimusnahkan.
4. Penyakit Lain-lain
Penyakit lain diantaranya : bercak daun cercospora, busuk basah akar dan
ubi serta klorosis daun. Pengendalian penyakit tersebut harus dilakukan secara
terpadu, perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit yang sehat,
sortasi dan seleksi ubi di gudang dan penggunaan pestisida secara selektif.
BAB IV
PANEN DAN PASCA PANEN UBI JALAR
A. PANEN
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tentukan pertanaman ubi jalar yang
telah siap panen.
2. Potong batang ubi jalar dengan
menggunakan parang.
3. Galilah guludan dengan cangkul hingga
terkuak ubi-ubinya.
4. Ambil dan kumpulkan ubi jalar di
suatu tempat pengumpulan hasil.
5. Bersihkan ubi dari tanah/kotoran dan
akar yang masih menempel.
6. Lakukan seleksi ubi berdasarkan besar
dan kecilnya dan warna kulit ubi yang seragam.
7. Masukan ubi ke dalam wadah, lalu
angkut ke tempat penampungan.
B. PASCA PANEN
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu sebagai berikut :
1. Angin-anginkan ubi yang baru di panen
di tempat yang berlantai kering 2-3 hari.
2. Simpan di tempat yang kering, sejuk,
dan peredaran udaranya baik.
3. Tumpukan ubi di lantai gudang, di
timbun dengan pasir kering 20-30 cm.
C. PENGOLAHAN PASCA PANEN
Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau macam produk olahan,
antara lain.
1. Gaplek Ubi Jalar
Tata cara pembuatan gaplek ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut
:
a. Siapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
b. Kupas kulit ubi dengan pisau tajam
hingga bersih.
c. Cuci ubi jalar yang usai dikupas
kulitnya dengan air bersih.
d. Iris-iris ubi jalar hingga menjadi
irisan tipis.
e. Jemur irisan ubi jalar pada lantai
penjemuran hingga kering.
f.
Simpan
dan kemas irisan ubi jalar yang kering dalam karung di gudang penyimpanan.
2. Tepung Ubi Jalar
Tata cara pembuatan tepung ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut
:
a. Siapkan alat dan bahan berupa pisau,
parut atau gilingan, ember, ubi jalar dll.
b. Kupas kulit ubi jalar dengan pisau
tajam hingga bersih.
c. Cuci ubi jalar dengan air bersih lalu
ditiriskan dalam suatu wadah.
d. Parut atau giling ubi jalar hingga
halus.
e. Remas-remas parutan dengan tangan sambil ditambahkan air
secukupnya.
f.
Saring
air perasan ubi jalar dengan kain saring untuk memisahkan ampasnya.
g. Tampung air perasan dalam Waskom
kemudian endapkan selama 1 malam.
h. Jemur endapan hingga kering dan
berbentuk tepung.
i.
Masukkan
dalam wadah yang bersih dan kering, kemudian tutup rapat-rapat.
j.
Simpan
tepung dalam kemasan ditempat yang kering dan bersih.
3. Perboiled
Tata cara pembuatan perboiled melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Siapkan alat dan bahan berupa kompor,
panic, senduk, pisau, penggilingan, ayakan, tampah, lap, ubi jalar berdaging
kuning, dan sarana penunjang lain.
b. Pilih ubi yang baik, tidak busuk, dan
sebaiknya berdaging kuning.
c. Cuci dengan air bersih lalu
ditiriskan hingga tidak mengandung air.
d. Siapkan bahan lain berupa citroen
zuur 3 g dan air 1 L untuk tiap 1 Kg ubi jalar.
e. Rebus ubi jalar hingga masak sambil
dibubuhkan citroen zuur 3 g/1 L air/ 1 Kg ubi jalar.
f.
Angkat
ubi jalar yang telah masak, kemudian digiling atau di haluskan.
g. Buat potongan berbentuk persegi dari
adonan dengan ukuran relatif kecil.
h. Lakukan pengayakan yang dihaluskan
dengan kalo ukuran jarang, tamping ke tampah.
i.
Jemur
butir-butir ubi tersebut sampai kering.
j.
Masukan
perboiled ke dalam kantong plastic atau wadah lain.
k. Simpan perboiled di tempat yang
dingin dan klering atau dapat langsung dikomsumsi.
Selain ketiga produk tersebut ubi
jalar juga dapat diolah menjadi : Keripik
ubi jalar, Keremes ubi jalar, Getuk ubi jalar, Kue talam ubi jalar, Cistik ubi
jalar, Ubi jalar goring, Tape.
Aneka masakan daun ubi jalar antara
lain : Sayur gurih, Tumis, Cah, Lalap
matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar