PENDAHULUAN
Pohon mindi atau geringging (Melia
azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah
tropis dan menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak tahan
kekeringan, agak toleran terhadap salinitas tanah dan subur dibawah titik beku.
Pada umur 10 tahun dapat mencapai tinggi bebas cabang 8 meter dan diameter +/-
40 cm.
HABITUS
Tinggi pohon mencapai 45 m, tinggi
bebas cabang 8 - 20 m, diameter sampai 60
cm. Tajuk menyerupai payung,
percabangan melebar, kadang menggugurkan daun.
MORFOLOGI
Batang silindris,
tegak, tidak berbanir;
kulit batang (papagan)
abu-abu coklat, beralur membentuk
garis-garis dan bersisik. Pada pohon yang masih muda memiliki kulit licin dan
berlentisel; kayu gubal putih pucat; kayu teras coklat kemerahan. Daun majemuk
ganda menyirip ganjil, anak daun bundar telur atau lonjong, pinggir helai daun
bergirigi. Bunga majemuk malai, pada ketiak daun, panjang malai 10-22 cm, warna
kunguan, berkelamin dua (biseksual) atau bunga jantan dan bungan betina pada
pohon yang sama. Buah bulat atau jorong, tidak membuka, ukuran 2-4 cm x 1-2 cm,
kulit luar tipis, licin, berkulit kering keriput kulit dalam keras, buah mda
hijau, buah masak kuning, dalam satu buah umumnya terdapat 4-5 biji. Biji kecil
3,5 x 1,6 mm, lonjong, licin, warna coklat, biji kering warna hitam.
PERSEBARAN
Pohon mindi memiliki persebaran alami
di India dan Burma, banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis, di
Indoanesia banyak ditanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Irian
Jaya.
TEMPAT TUMBUH
Tanaman mindi
tumbuh pada daerah
dataran rendah hingga
dataran tinggi, ketinggian 0 -
1200 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata per tahun 600 -
2000 mm, dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tumbuh subur pada tanah berdrainase
baik, tanah yag dalam, tanah liat berpasir, toleran terhadap tanah dangkal,
tanah asin dan basa.
PERBENIHAN
Tanaman mindi mengalami musim
berbungan dan berbuah berbeda antara tempat satu dengan lainnya. Tanaman di
Jawa Barat berbunga dalam bulan Maret sampai dengan Mei, di Jawa Timur antara
bulan Juni sampai dengan Nopember, di Nusa Tenggara Barat dalam bulan September
dan Juni. Buah masak dalam bulan Juni, Agustus, Nopember dan Desember. Esktraksi
biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari, kemudian
biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji kering tiap
kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan memasukan biji ke
dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang dingin (suhu 3-5 °C) daya
kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20% setelah lima tahun.
PEMBIBITAN
Pengadaan bibit mindi secara
generatif (menggunakan biji), untuk menghilangkan dormansi kulit biji yang
dapat menghambat perkecambahan dilakukan dengan cara membuang kulit dalam dari
buah atau cara lain dengan merendam biji dalam air bersuhu 80°C selama 30
menit. Penaburan biji dilakukan di persemaian yang tidak di naungi. Biji
ditutup tanah atau serasah tipis. Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4 cm dapat
dipindah ke kantong plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah lapisan atas
(top-soil). Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya mencapai 20-30 cm.
Bibit siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan. Apabila akan menggunakan
bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong batang dan akar tunggang,
masing-masing berukuran 20 cm dan diameter leher akar stump sebaiknya antara 1-
1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif dapat dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon indole
butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm pada stek mindi dapat meningkatkan
keberhasilannya.
PENANAMAN
Penanaman di
lapangan harus dilakukan
setelah areal dibuka
bersih, dicangkul sampai
kedalaman 30 cm. Penanaman bibit sebatas leher akar. Bibit dibuka dari
wadahnya, tidak boleh ada akar yang terlipat. Jarak tanam mindi dapat 2 m x 2 m
atau 2 m x 3 m.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman yang berupa
pemupukan perlu dilakukan. Penyiangan gulma dilakukan beberapa kali pada tahun
pertama dan kedua. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun dengan
meninggalkan 400 batang per hektar, kemudian pada umur 6 tahun penjarangan
tanaman dilakukan lagi sampai jumlah pohon tiap hektar menjadi 200 batang.
Pohon
mindi mudah diserang
penggerek pucuk Hypsipyla robusta
Moore dan batangnya kadang-kadang
diserang kumbang ambrosia Xleborus
ferrugineus yang mengakibatkan kualitas kayunya menurun. Pengendalian hama
penggerek pucuk dapat dilakukan dengan tindakan silvikultur, antara lain
menggunakan bibit tanaman yang tahan serangan hama, dapat pula dengan membuat
hutan tanaman campuran. Cara lain untuk memberantasnya dengan menyuntikkan
insektisida Nuvacron 20
SCW, Dimecron 50 SCW dan Gusadrin 15
WSC setelah batangnya ditakkik.
PERTUMBUHAN
Pohon mindi termasuk jenis yang
tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam dan
berakar cabang banyak. Pohon mindi di kebun rakyat Cimahpar, Bogor umur 10
tahun mempunyai tinggi bebas cabang sekitar 10 m dan diameter 38,20 cm.
SIFAT KAYU
Kayu teras berwarna merah coklat muda
semu-semu ungu, gubal berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai batas yang
jelas dengan kayu teras. Serat lurus atau agak berpadu, berat jenis rata-rata
0,53. Penyusutan dari keadaan basah sampai kering tanur 3,3% (radial) dan 4,1%
(tangensial). Kayu mindi tergolong kelas kuat III-II, setara dengan mahoni,
sungkai, meranti merah dan kelas awet IV- V. Pengeringan alami, pada papan
tebal 2,5 cm dari kadar air 37% sampai 15% memerlukan waktu 47 hari, dengan
kecenderungan pecah ujung dan melengkung.
Pengeringan dalam dapur pengering
dengan bagan pengeringan yang dianjurkan adalah suhu 60-80% dengan kelembaban
nisbi 80-40%.
KEGUNAAN
KAYU
Kayu
mindi sudah terbukti
baik sebagai bahan
baku mebel untuk
ekspor dan domestik. SIfat kayu
mindi yang sesuai untuk mebel adalah kayunya bercorak indah, mudah dikerjakan
termasuk kelas kuat III-II dan dapat mengering tanapa cacat. Mebel kayu mindi
dapat terdiri dari kayu utuh atau merupakan kombinasi antara kayu utuh dan
panel kayu yang dilapisi venir mindi. Produk lantai kayu biasanya berupa parket
atau mozaik. Bahan baku untuk lantai mindi yang berupa parket berupa kayu lapis
indah (multipleks) dan berupa produk perekatan terdiri dari 3 lapis kayu
gergajian atau bagian bawah venir sedangkan bagian atas dan tengah berupa kayu
gergajian. Pada saat ini kayu gergajian mindi tebal 5 mm dipakai untuk bagian
atas lantai parket 3 lapis dan produknya di ekspor. Di sisi lain, kayu mindi
yang berukuran kecil dapat di gunakan sebagai bahan untuk membuat barang
kerajinan.
KEGUNAAN
BUKAN KAYU
Daun dan biji mindi telah dilaporkan
dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Kandungan bahan
aktif mindi sama dengan mimba
(Azadirachta indica) yaitu azadirachtin, selanin dan meliantriol.
Namun kandungan bahan aktifnya lebih rendah dibandingkan dengan mimba sehingga
efektivitasnya lebih rendah pula. Ekstrak daun
mindi dapat digunakan
pula sebagai bahan untuk
mengendalikan hama termasuk
belalang. Kulit mindi dipakai sebagai penghasilobat untuk mengeluarkan cacing
usus. Kulit daun dan akar mindi telah digunakan sebagai obat rematik, demam,
bengkak dan radang. Suatu glycopeptide yang disebut meliacin diisolasi dari
daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA
dari beberapa virus misalnya virus polio.
Sumber : Brosur terbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
--oOo--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar