I.
PENDAHULUAN
Walaupun
usaha ayam ras telah berkembang pesat, namun usaha ayam buras di pedesaan masih
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ayam ras. Beberapa keunggulan
tersebut antara lain, (1) Produksi ayam ras lebih mahal, (2) permintaan telur
maupun daging ayam buras cukup tinggi, (3) lebih tahan terhadap serangan
penyakit, dan (4) tidak menuntut teknologi pemeliharaan yang tinggi.
Usaha
ayam buras dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang usaha, yaitu usaha
pembibitan, usaha ayam petelur, dan usaha ayam pedaging. Umumnya petani
peternak mengusahakan untuk memproduksi telur konsumsi dan daging. Usaha
pembibitan jarng dilakukan. Dengan makin berkembangnya usaha ayam buras untuk
memproduksi telur dan daging, tentu akan membutuhkan ayam bibit. Berarti usaha
pembibitan mempunyai peluang yang besar untuk lebih menghasilkan keuntungan.
II.
PEMILIHAN
BIBIT
Untuk
memperoleh ayam buras yang memiliki produktifitas tinggi, perlu dilakukan
pemilihan bibit (seleksi), secara bertahap dan terencana. Seleksi dilakukan
dengan mencatat secara teratur produktifitas maing-masing ayam yang dipelihara.
Ayam yang tercatat mempunyai produktifitas tinggidijadikan bibit sedangkan yang
produktufitasnya jelek dikeluarkan (culling). Hasil keturunan ayam bibit
tersebut dicatat kembal produktifitasnya untuk mendapatkan bibit yang baru.
Pencatatan terus dilakukan sehingga diperoleh bibit ayam buras yang mempunyai
produktifitas tinggi.
Ciri-ciri ayam buras
petelur yang baik :
v Badannya cukup besar dan perutnya luas
v Kepala mulus
v Mata bersinar dan tajam
v Jengger dan pial tidak keriput dan berwarna merah cerah
v Jarak antara tulang dada dan tulang belakang (pubis) ± 2 jari
v Berumur antara 8 – 20 bulan
Ciri-ciri ayam jantan yang baik :
v Badan tegap dan agak panjang
v Sayap kuat dn bulu-bulu teratur rapih
v Mata bersinar dan tajam
v Kaki kuat dan kokoh dengan sisik yang teratur
v Terdapat taji, baik yang runcing maupun yang tumpul
v Berumur antar 8 – 20 bulan.
III.
PERKANDANGAN
Perkandangan untuk usaha pembibitan terdiri dari :
v Kandang sistem postal atau ren
untuk ayam dewasa dengan kepadatan 5-6 ekor / m2.
v Kandang model kotak (box) untuk
tempat penampungan sementara DOC yang baru menetas dengan kepadatan 25-30 ekor
/ m2.
v Kandang sistem batteray untuk
calon induk yang baru bertelur (umur 5-8 bulan). Telurnya dijual sebagai telur
konsumsi karena belum efektif untuk bibit.
IV.
PAKAN
Bagi
induk dan pejantan yang mulai diambil telurnya untuk ditetaskan, pakan yang
diberikan tediri dari campuran dedak halus, jagung dan konsetrat jadi dengan
perbandingan 1 : 2 : 1. jumlah pakan
yang diberikan antara 80 – 90 gr / ekor / hari. Untuk DOC diberikan jadi 521
mulai umur 21 hari.
V.
PENGELOLAAN
REPRODUKSI
Untuk
menjamin tingginya fertilitas telur yang akan ditetaskan maka perbandingan
antara ayam betina dan jantan = 5 : 1. untuk usaha pembibitan, penggunaan mesin
tetas merupakan syarat keharusan.
Telur
tetas yang baik memiliki cirri –ciri sebagai berikut :
v Bentuknya bulat telur berukuran wajar, tidak terlalu besar dan terlalu
kecil
v Tidak cacat atau retak
v Telur dalam keadaan bersih dan kulitnya halus
v Umur tidak lebih dari 6 hari setelah keluar dari induknya.
VI.
PENGENDALIAN
PENYAKIT
Pencegahan Penyakit
Tindakan
pengendalian penyakit ayam yang paling efektif adalah pencegahan, yang meliputi
:
v Kebersihan dan
sanitasi kandang, peraltan, dan mesin tetas secara teratur
v Vaksinasi ND secara berkala
v Pemenuhan gizi yang
cukup
v Pemisahan ayam yang sakit di kandang karantina
v Pemberian obat anti stress 3 hari sebelum dan sesudah dilakukan pemindahan
kandang atau pergantian musim.
Jenis Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam adalah :
a. Coccidiosis
Gejala : Kotoran anak ayam
berair dn terdapat noda-noda darah. Anak-anak ayam terkulai, nafsu makan
berkurang, dan mereka berkurumun. Anak-anak ayam umumnya mudah terserang pada
umur antara minggu II-V.
Pengobatan : Gunakan obat sulfa dalam air minum untuk 3
hari. Hentikan penggunaan obat tersebut 2 hari kemudian berikan lagi untuk 3
hari berikutnya.
b. Pullorum (Bacillary White Diarrhen)
Gejala : Mencret berwarna putih
dari umur 3 hari sampai beberapa minggu. Anak ayam tidak mau makan. Berdiri
dengan kepala teselempit ke dalam sayapnya terkulai. Berkerumun dan bersuara
menciak-ciak. Penyakit ini terbawa oleh telur yang menyebar selama inkubasi
atau segera setelah penetasan telur.
Pengobatan : Gunakan obat
furozolidone. Anak ayam yang mati harus dibakar.
c. Newcastle Disease (ND)
Penyakit ini sangat menular dan paling banyak merugikan usaha ayam.
Gejala : Pernapasan cepat dan
kelur suara dari kerongkongan. Sering disertai kelumpuhan dengan penarikan
sayap dan kaki. Belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Oleh karenanya harus
dilakukan pencegahan dengan secara berkala enam bulan sekali.
VII. PEMASARAN
DOC yang dihasilkan hendaknya dijual pada umur tidak
lebih dari 6 hari untuk menghindari membengkaknya biaya perawatan dan resiko
kematian. Sebelum dijual DOC divaksin ND terlebih dahulu. Pengiriman DOC
menggunakan Box khusus DOC dan dilakukan pada malam atau pagi hari untuk
mengurangi stress.
VIII. ANALISIS EKONOMI USAHA PEMBIBITAN AYAM
DALAM 1 TAHUN
Komponen
Anggaran
|
Nilai per ekor (Rp.)
|
Pendapatan (Rp.) (A) :
Penjualan DOC
Penjualan telur
afkir
|
|
Biaya Variabel (Rp.) (B) :
Pembelian pakan
Perbaikan kandang,
peralatan, mesin tetas
Kesehatan
ternak (vaksin, dll)
Tenaga kerja
Transportasi
penjualan DOC dan telur
Bunga biaya
variabel (18% / 12 bl)
Total biaya
variabel (Rp.)
Pendapatan
diatas biaya variabel (Rp.)
|
|
Biaya Tetap (Rp.) (C)
Biaya untuk
lahan
Penyusutan
kandang, perlatan, mesin tetas
Bunga investasi
ternak(18% / 12 bl)
Bunga investasi
kandang, peraltan, dan mesin tetas
Total biaya
Tetap (Rp.)
|
|
Total
Biaya (Rp.) (B:C:D)
|
|
Perkiraan
Keuntungan (Rp.) (A-D E)
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar