Selamat Datang

Selamat Datang di Situs BP4K Kabupaten Karanganyar

Jumat, 12 Oktober 2012

WASPADA ND DENGAN MANAJEMENT INTAB DENGAN BENAR



I.         PENDAHULUAN

Walaupun usaha ayam ras telah berkembang pesat, namun usaha ayam buras di pedesaan masih memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ayam ras. Beberapa keunggulan tersebut antara lain, (1) Produksi ayam ras lebih mahal, (2) permintaan telur maupun daging ayam buras cukup tinggi, (3) lebih tahan terhadap serangan penyakit, dan (4) tidak menuntut teknologi pemeliharaan yang tinggi.
Usaha ayam buras dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang usaha, yaitu usaha pembibitan, usaha ayam petelur, dan usaha ayam pedaging. Umumnya petani peternak mengusahakan untuk memproduksi telur konsumsi dan daging. Usaha pembibitan jarng dilakukan. Dengan makin berkembangnya usaha ayam buras untuk memproduksi telur dan daging, tentu akan membutuhkan ayam bibit. Berarti usaha pembibitan mempunyai peluang yang besar untuk lebih menghasilkan keuntungan.

II.               PEMILIHAN BIBIT

Untuk memperoleh ayam buras yang memiliki produktifitas tinggi, perlu dilakukan pemilihan bibit (seleksi), secara bertahap dan terencana. Seleksi dilakukan dengan mencatat secara teratur produktifitas maing-masing ayam yang dipelihara. Ayam yang tercatat mempunyai produktifitas tinggidijadikan bibit sedangkan yang produktufitasnya jelek dikeluarkan (culling). Hasil keturunan ayam bibit tersebut dicatat kembal produktifitasnya untuk mendapatkan bibit yang baru. Pencatatan terus dilakukan sehingga diperoleh bibit ayam buras yang mempunyai produktifitas tinggi.

Ciri-ciri ayam buras petelur yang baik :
v Badannya cukup besar dan perutnya luas
v Kepala mulus
v Mata bersinar dan tajam
v Jengger dan pial tidak keriput dan berwarna merah cerah
v Jarak antara tulang dada dan tulang belakang (pubis) ± 2 jari
v Berumur antara 8 – 20 bulan

Ciri-ciri ayam jantan yang baik :
v Badan tegap dan agak panjang
v Sayap kuat dn bulu-bulu teratur rapih
v Mata bersinar dan tajam
v Kaki kuat dan kokoh dengan sisik yang teratur
v Terdapat taji, baik yang runcing maupun yang tumpul
v Berumur antar 8 – 20 bulan.


III.      PERKANDANGAN

Perkandangan untuk usaha pembibitan terdiri dari :
v Kandang sistem postal atau ren untuk ayam dewasa dengan kepadatan 5-6 ekor / m2.
v Kandang model kotak (box) untuk tempat penampungan sementara DOC yang baru menetas dengan kepadatan 25-30 ekor / m2.
v Kandang sistem batteray untuk calon induk yang baru bertelur (umur 5-8 bulan). Telurnya dijual sebagai telur konsumsi karena belum efektif untuk bibit.

IV.     PAKAN

Bagi induk dan pejantan yang mulai diambil telurnya untuk ditetaskan, pakan yang diberikan tediri dari campuran dedak halus, jagung dan konsetrat jadi dengan perbandingan  1 : 2 : 1. jumlah pakan yang diberikan antara 80 – 90 gr / ekor / hari. Untuk DOC diberikan jadi 521 mulai umur 21 hari.

V.      PENGELOLAAN REPRODUKSI

Untuk menjamin tingginya fertilitas telur yang akan ditetaskan maka perbandingan antara ayam betina dan jantan = 5 : 1. untuk usaha pembibitan, penggunaan mesin tetas merupakan syarat keharusan.
Telur tetas yang baik memiliki cirri –ciri sebagai berikut :
v Bentuknya bulat telur berukuran wajar, tidak terlalu besar dan terlalu kecil
v Tidak cacat atau retak
v Telur dalam keadaan bersih dan kulitnya halus
v Umur tidak lebih dari 6 hari setelah keluar dari induknya.

VI.     PENGENDALIAN PENYAKIT

Pencegahan Penyakit
Tindakan pengendalian penyakit ayam yang paling efektif adalah pencegahan, yang meliputi :
v Kebersihan dan sanitasi kandang, peraltan, dan mesin tetas secara teratur
v Vaksinasi ND secara berkala
v Pemenuhan gizi yang cukup
v Pemisahan ayam yang sakit di kandang karantina
v Pemberian obat anti stress 3 hari sebelum dan sesudah dilakukan pemindahan kandang atau pergantian musim.
Jenis Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam adalah :
a.   Coccidiosis
Gejala        : Kotoran anak ayam berair dn terdapat noda-noda darah. Anak-anak ayam terkulai, nafsu makan berkurang, dan mereka berkurumun. Anak-anak ayam umumnya mudah terserang pada umur antara minggu II-V.
Pengobatan        :  Gunakan obat sulfa dalam air minum untuk 3 hari. Hentikan penggunaan obat tersebut 2 hari kemudian berikan lagi untuk 3 hari berikutnya.
b.   Pullorum (Bacillary White Diarrhen)
Gejala        : Mencret berwarna putih dari umur 3 hari sampai beberapa minggu. Anak ayam tidak mau makan. Berdiri dengan kepala teselempit ke dalam sayapnya terkulai. Berkerumun dan bersuara menciak-ciak. Penyakit ini terbawa oleh telur yang menyebar selama inkubasi atau segera setelah penetasan telur.
Pengobatan        : Gunakan obat furozolidone. Anak ayam yang mati harus dibakar.
c.   Newcastle Disease (ND)
Penyakit ini sangat menular dan paling banyak merugikan usaha ayam.
Gejala        : Pernapasan cepat dan kelur suara dari kerongkongan. Sering disertai kelumpuhan dengan penarikan sayap dan kaki. Belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Oleh karenanya harus dilakukan pencegahan dengan secara berkala enam bulan sekali.


VII.   PEMASARAN

DOC yang dihasilkan hendaknya dijual pada umur tidak lebih dari 6 hari untuk menghindari membengkaknya biaya perawatan dan resiko kematian. Sebelum dijual DOC divaksin ND terlebih dahulu. Pengiriman DOC menggunakan Box khusus DOC dan dilakukan pada malam atau pagi hari untuk mengurangi stress.

VIII. ANALISIS EKONOMI USAHA PEMBIBITAN AYAM
DALAM 1 TAHUN


Komponen Anggaran
Nilai per ekor (Rp.)
Pendapatan (Rp.) (A) :
Penjualan DOC
Penjualan telur afkir

Biaya Variabel (Rp.) (B) :
Pembelian pakan
Perbaikan kandang, peralatan, mesin tetas
Kesehatan ternak (vaksin, dll)
Tenaga kerja
Transportasi penjualan DOC dan telur
Bunga biaya variabel (18% / 12 bl)
Total biaya variabel (Rp.)
Pendapatan diatas biaya variabel (Rp.)

Biaya Tetap (Rp.) (C)
Biaya untuk lahan
Penyusutan kandang, perlatan,  mesin tetas
Bunga investasi ternak(18% / 12 bl)
Bunga investasi kandang, peraltan, dan mesin tetas
Total biaya Tetap (Rp.)

Total Biaya (Rp.) (B:C:D)

Perkiraan Keuntungan (Rp.) (A-D E)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar